Berpikir Kritis

Di era digital ini, berita dan informasi tersedia dalam berbagai bentuk mulai dari media cetak hingga digital yang disebarluaskan memalui berbagai cara.

Disaat membaca suatu bacaan secara kritis, kalian perlu memahami,memaknai, menginterpretasi, dan merefleksikan bacaan tersebut. Jadi, kalian tidak sekadar membaca teks tanpa makna, melainkan terlibat sepenuh hati untuk mencerna hal yang dibahas, serta mengungkapkan hasil berpikir kritisnya dalam bentuk tulisan, gambar, lisan, atau bentuk lainnya.

Kemampuan mengevaluasi informasi adalah salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam literasi digital. Untuk bisa menyebarkan informasi, tentu saja seseorang membutuhkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir adalah kemampuan yang dimiliki oleh semua manusia yang sehat. Kemampuan itu membantu untuk bertahan hidup dan mengatasi berbagai permasalahan yang menghadangnya. Semakin tinggi kemampuan berpikir seseorang maka semakin berkualitas pula keputusan-keputusan yang diambil, pekerjaan yang dilakukan, dan karya yang dihasilkan.

Banyaknya berita hoaks yang beredar dan dipercaya cukup banyak orang, juga menjadi salah satu penanda bahwa orang sangat mungkin tidak berpikir jernih, kritis, dan mendalam ketika mendapat suatu informasi. Berbagai keputusan dan tindakan yang diambil tanpa disertai pertimbangan pemikiran yang jernih dan kritis bisa membawa akibat yang merugikan bagi yang bersangkutan.

Banyak ahli yang membahas tentang berpikir kritis, misalnya Paul & Elder (2006), Glasser (2017), Clarke (2019). Referensi yang ditulis oleh Paul &Elder (2006) yang mendefinisikan berpikir kritis sebagai seni menganalisis dan meneliti pemikiran dengan tujuan untuk memperbaiki. Dengan kata lain, ketika orang menghadapi suatu situasi atau mendapatkan suatu informasi baik lisan maupun tertulis, orang yang berpikir kritis akan mengambil sudut pandang tertentu kemudian menganalisis situasi atau informasi tersebut untuk mengambil kesimpulan, mengambil keputusan, atau merumuskan solusi yang tepat.

Semakin penting keputusan yang diambil, semakin penting pula keterampilan berpikir kritis yang diterapkan. Berikut merupakan langkah umum orang saat mengambil keputusan, mulai dari menghilangkan masalah hingga evaluasi keputusan dan akibatnya.


Tidak semua keputusan harus secara kaku mengikuti langkah umum ini karena bisa saja menyesuaikan kasus yang dihadapi.
Ada kalanya kasus yang dihadapi lebih kompleks. Semakin kompleks kasusnya, semakin tidak terstuktur keputusan yang harus diambil. Proses pengambilan keputusannya juga lebih rumit dan tidak seluruhnya prosedural. Dalam kasus-kasus yang diketahui yang kompleks, terkadang banyak hal yang belum terselesaikan pasti ada terkadang intuisi dan kreativitas juga berperan penting dalam pengambilan keputusan semacam itu.

Menurut Paul dan Elder (2006), orang yang berpikir kritis akan mampu :
- Merumuskan pertanyaan dan masalah yang penting secara jelas dan tepat karena berpikir kritis selalu dimulai dari observasi (questioning) dan mencari tahu lebih dalam, mendalam, dan menyeluruh atas suatu hal yang menjadi pokok bahasan;
- Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, serta menafsirkannya secara efektif;
- Menarik kesimpulan dan menemukan solusi yang masuk akal, serta menguji kesimpulan dan solusinya berdasarkan kriteria dan standar yang relevan.
- Terbuka terhadap pemikiran alternatif, mampu mengenali dan menilai asumsi, keyakinan dan konsekuensinya.
- Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam menemukan solusi atas masalah yang kompleks.

Di dunia VUCA yang cepat berubah, keterampilan berpikir kritis perlu dilatih dan dibiasakan.
Ketika seseorang berpikir kritis, ia melakukan beberapa hal berikut :

- Mengambil sudut pandang tertentu
- Menetapkan tujuan tertentu
- Mempersoalkan suatu hal tertentu
- Memanfaatkan informasi (dapat berupa data, fakta, observasi, maupun pengalaman)
- Melakukan interpretasi dan inferensi untuk mengambil kesimpulan dan solusi
- Penerapan teori atau konsep yang berkaitan
- Menggunakan beberapa asumsi
- Mengidentifikasi dan konsekuensinya.

Dengan berpikir kritis, kalian akan membangun karakter intelektual seperti integritas intelektual, otonomi intelektual, empati intelektual, kerendahan hati intelektual, keyakinan dalam bernalar, keberanian intelektual, ketekunan intelektual, dan pikiran yang adil.
Karakter intelektual tersebut akan membuat seseorang berkepribadian baik bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain dan lingkungannya.

 

Komentar